Sedekahkan Senyumanmu: Halal Bi Halal Civitas Akademika SMK Muhammadiyah Salaman

Magelang – SMK Muhammadiyah Salaman mengadakan acara Halal Bi Halal Civitas Akademika SMK Muhammadiyah Salaman1443 H pada hari Senin, 9 Mei 2022. Acara tersebut diawali dengan permohonan maaf dari siswa kepada guru dan karyawan yang diwakili oleh Ketua IPM Ranting SMK Muhammadiyah Salaman, Inayatul Roziqoh. Ia berharap agar segala kesalahan yang telah diperbuat baik disengaja dan tidak disengaja dapat dimaafkan.

Selanjutnya, Kepala SMK Muhammadiyah Salaman menerima permohonan maaf dari siswa. Beliau pun berpesan agar para siswa mampu menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Yang sebelumnya belum tersenyum, sekarang harus bisa tersenyum. Yang sudah bisa tersenyum, sekarang senyumnya diperlebar lagi. Selain itu, beliau juga berpesan agar setiap siswa dan warga sekolah harus menerapkan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun).

Hal tersebut ditegaskan kembali oleh Ustad Kosim. Beliau menyampaikan bahwa permintaan maaf harus diiringi oleh senyum. Senyum adalah sadaqoh. Setelah tersenyum maka harus diiringi dengan salam dan sapa.

Beliau juga menjelaskan bahwa meminta maaf haruslah dilakukan sesegera mungkin, terutama bersalah kepada Allah SWT. Berdasarkan surat Ali Imron:133, “Dan segeralah kamu meminta ampunan kepada tuhanmu”, jelas setiap muslim harus meminta maaf dengan beristiqfar dan mengubah sikap.

Tausiyah Ust. Yusuf, S. Pd. I

Acara tersebut diakhiri dengan tausiyah Ustad Yusuf, S. Pd. I. dari Payaman. Beliau menyampaikan ciri orang bertaqwa. Pertama, orang yang suka bersedekah. Beliau memgawali dengan pernyataan bahwa segala yang sudah dipegang jangan dilepaskan karena kita tidak tahu kapan kita butuh. Salah satu yang dipegang adalah harta yang kita miliki. Sebaik-baiknya orang adalah orang yang mau berinfaq di waktu lapang dan sempat. Jika suatu saat kita membutuhkan pertolongan, maka akan ada orang yang akan bersedekah kepada kita.

Kedua, ciri orang bertaqwa adalah mampu menahan marah. Setiap muslim harus bisa mengelola emosinya. Diriwayatkan bahwa Nabi Yunus marah dan meninggalkan umatnya. Nabi mengira jika dengan meninggalkan masalah pada saat marah maka masalah akan selesai. Kenyataaanya, Allah tidak menyukai hal tersebut. Masalah yang ditinggalkan justru akan menyebabkan masalah yang baru. Nabi Yunus pun mendapatkan masalah dimakan ikan hiu.

Ketiga, suka memaafkan. Sikap ini harus kita pelihara dalam diri kita. Diceritakan ketika Bung Karno mendirikan Nasakom, Hamka, pimpinan masyumi tidak mau ingin bergabung karena mustahil orang beragama dapat bergabung dengan orang yang tidak beragama. Oleh karena keputusannya itu, Hamka disiksa sedemikian rupa akan mau bergabung. Namun, Hamka masih bersikeras. Sebagai orang normal, seharusnya Hamka benci pada Bung Karno tapi Hamka tetap menjadi imam salat jenazah Bung Karno, sesuai wasiat Bung Karno.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *